Monday 21 May 2018

Wujudkan Keluarga Bahagia Dengan Cinta Terencana


Wujudkan Keluarga Bahagia Dengan Cinta Terencana


Bila kita membahas tentang cinta pasti auranya membawa kebahagiaan, walaupun sebenarnya cinta itu tidak selalu berujung kebahagian, ya gak sih!

Banyak kasus karena cinta orang bisa melakukan banyak hal, dari yang sepele sampai yang ekstrim, contoh paling fatal misalnya berusaha bunuh diri karena cintanya ditolak. Kali ini saya mau membahas tentang cinta yang akhirnya berujung pada sebuah pernikahan.

Setiap manusia ketika menjalin cinta pasti ujungnya atau bermuara pada pernikahan, karena tidak ada yang lebih indah selain kita bisa mewujudkan cinta kita pada sebuah pernikahan dengan orang yang kita sayangi. Apa yang dicari dari akhir perjalanan cinta pastinya kebahagian.




sumber foto:pixabay.com

Apa iya ketika kita sudah menikah berarti kita akan bahagia, apa sih definisi bahagia itu? Terkadang orang berambisi ingin segera menikah muda agar nanti ketika mempunyai anak kitanya masih muda dan bisa menjalani kehidupan bahagia dengan anak dan pasangan hidup. 
Itu impian semua orang, tapi pada kenyataanya tidak semua perjalanan hidup manusia lurus seperti jalan tol, pasti ada banyak kerikil tajam yang menemani perjalanan hidup kita demi meraih kebahagiaan.

Banyak pandangan dari sebagian masyarakat, anak perempuan kalau belum menikah hingga usia matang artinya gak laku atau akan jadi perawan tua, kalau mau dicerna pernikahan itu bukan permainan dan perempuan itu bukan barang, yeekan! Perlu persiapan matang untuk menuju gerbang pernikahan. Buat saya pernikahan itu bukan akhir dari sebuah status saja tapi juga awal dari kehidupan baru, yang harus lebih banyak belajar lagi agar selalu lebih baik setiap harinya.




Ibu Eka & mba Resti (foto:dokpri)

Selasa (15/05/2018) saya bersama rekan blogger lainnya dari Komunitas Blogger Plus hadir di acara bersama BKKBN dengan tema Membangun Keluarga Berkualitas Dengan Cinta Terencana yang berlokasi di Museum Penerangan, TMII – Jakarta.

foto:dok.BKKBN

Apa sih BKKBN itu?

BKKBN itu Badan Koordinasi dan Keluarga Berencana Nasional itu berlaku sebelum tahun 2009 namun kini BKKBN adalah Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Tugas dan fungsinya bertambah.

Dulu orang mengenal BKKBN itu identik dengan program pemerintah yang membahas tentang permasalahan perempuan yang sudah menikah seperti tentang pil KB, kontrasepsi atau program keluarga berencana yang identik dengan dua anak cukup. Namun kini tugas BKKBN itu lebih luas lagi loh, oleh karena itu perlu dibantu oleh banyak pihak.

Bila membahas tentang BKKBN pasti berhubungan sama keluarga, yang artinya adanya pernikahan. Menjalani kehidupan berkeluarga merupakan sebuah fase terbesar dalam kehidupan seseorang. Pernikahan tidak seindah masa pacaran, karena pernikahan adalah menyatukan dua individu yang berbeda, dengan karakter yang berbeda dan latar belakang yang berbeda.


Stop Pernikahan Anak!

Belum lama ini beredar kasus anak yang masih duduk di sekolah Menengah Pertama (SMP) ingin segera menikah hanya karena takut tidur sendiri paska kehilangan orang tuanya. Koq ya klise banget ya! 


Ibu Eka Sulistya Ediningsih, Direktur Bina Keluarga Remaja BKKBN (foto:dokpri)

Bila ada kasus pernikahan dini menurut Ibu Eka Sulistya Ediningsih, Direktur Bina Keluarga Remaja BKKBN perlu adanya pendekatan kepada orang tua si anak dan kepada anak itu sendiri, tentang bagaimana syarat pernikahan yang dianjurkan pemerintah.

Usia ideal untuk menikah pada perempuan 21 tahun, dan laki-laki 25 tahun. Karena bila pernikahan dilakuka oleh anak yang masih dibawah umur ditakutkan psikologis mereka belum matang, contohnya secara emosional sehingga rentan terjadi konflik. Namun menurut Psikolog cantik Roslina Verauli, M.Psi yang biasa disapa dengan sebutan mba Vera, pernikahan yang dilakukan oleh pasangan yang terlalu matang juga rentan terjadi konflik karena semakin matang usia seseorang maka akan cenderung independen sehingga toleransinya minim.




Roslina Verauli, M.Psi (foto:dokpri)

Lalu bagaiman jika remaja sudah terlanjur melakukan pernikahan dini, sebaiknya siap menjalani 4 upaya pokok dalam pernikahan:
  • Pendewasaan usia perkawinan
  • Pengaturan kehamilan
  • Peningkatan ketahanan berkeluarga
  • Pemberdayaan ekonomi keluarga.

Ketika remaja sudah terlanjur menjalani pernikahan dini, dan sudah mempunyai anak, sebaiknya:
  • Merawat anak dengan baik
  • Atur jarak kehamilan, minimal 3 tahun dari anak pertama
  • Jangan punya anak balita lebih dari satu didalam rumah, karena hak asih, asah dan asuh akan berkurang 20%.


Kiat Membangun Keluarga Sehat Terencana Secara Psikologi

Membangun keluarga yang sehat dan terencana itu butuh planning. Untuk memahami tentang kesiapan memasuki pernikahan antara calon suami dan calon istri, mba Vera mengajak peserta untuk ikut bermain games Khoot.id permainan ini mampu membuat suasana menjadi meriah dan seru.

Menurut data research pernikahan yang dijalani di usia 20 tahun keatas mampu menghilangkan berbagai resiko pernikahan yang berkaitan dengan aspek-aspek pernikahan dini. Sedangkan pernikahan sebelum usia 20 tahun pernikahan yang rentan gagal karena masih dikuasai gejolak emosi dimasa remaja.

Pada tanggal 29 Juni 2018 nanti adalah hari Keluarga Nasional, tema hari keluarga nanti adalah Cinta Keluarga, Cinta Terencana. Ibu Eka Sulistya Ediningsih, memperkenalkan salam Genre, Genre adalah Generasi Terencana. 


Salam Genre (foto:dokpri)

Ada yang sudah tau tentang salam Genre? 

Salam Genre memiliki simbol 3 jari ini atau zero toleran, memiliki arti remaja yang harus menghindari seks bebas, jangan menikah muda dan jauhi Narkoba. Remaja Genre adalah remaja yang sehat, cerdas dan ceria.

Cinta terencana berusaha mengalang optimisme di 100 tahun kemerdekaan nanti, dan dapat mewujudkan program generasi emas di 2045 nanti. 



1 comment:

  1. The happy life together is possible under the certain circumstances. It becomes a guarantee of the long years spent together.

    ReplyDelete

Mohon jangan berkomentar SPAM, terimakasih.