Saturday 14 July 2018

ROCHE Luncurkan Trastuzumab Subkutan Formulasi Baru Untuk Kanker Payudara


ROCHE Luncurkan Trastuzumab Subkutan Formulasi Baru Untuk Kanker Payudara


Payudara merupakan salah satu organ tubuh yang sangat penting bagi kita para perempuan. Walaupun laki-laki juga mempunyai payudara tapi tentu saja berbeda dengan perempuan. Payudara pada perempuan memiliki kelenjar susu yang berfungsi menghasilkan susu bagi keturunannya. Selain itu payudara juga merupakan salah satu organ tubuh kita yang mempunyai daya tarik tersendiri.

Sebagai perempuan kita harus menjaga payudara kita agar tetap indah dan juga menjaga kesehatannya. Kanker payudara merupakan salah satu penyakit yang bisa menyerang payudara, kanker payudara masuk dalam kategori penyakit tidak menular, namun bisa mematikan bila terlambat terdeteksi dan juga terlambat dalam penangannya.


Para Narasumber

Rabu (11/07/2018) saya menghadiri presscon tentang Trastuzumab Subkutan dari Roche yang berlokasi di hotel Westin Jakarta, turut hadir para narasumber antara lain dr. Binay Swarup (Country Medical Director Roche Indonesia), Dr. dr. Nugroho Prayogo, SpPD-KHOM ( Staf Medis, sub-divisi Hematologi-Onkologi Medik Rumah Sakit kanker Dharmais dan RSCM), Dr. Diah Ayu Puspandari Apt., M. Kes, KPMAK UGM (Direktur Pusat Kebijakan Pembiayaan & Manajemen Asuransi Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada), Prof. Dr. dr. H. Abdul Kadir, Ph.D, SpTHT-KL(K), MARS (Direktur Utama Rumah Sakit Kanker Dharmais), dan Suster Musrini S.ST dari Rumah Sakit Dr. Soetomo – Surabaya.


dr. Binay Swarup (Country Medical Director Roche Indonesia)

Kanker itu asalnya dari 1 sel yang kemudian menyebar ke seluruh tubuh yang berubah bentuk menjadi ganas atau berkembang, dan perkembangannya sangat cepat. Makanya harus diambil tindakan cepat dengan melakukan operasi ketika diketahui adanya kanker pada tubuh kita ketika masih dalam stadium dini, sehingga kemungkinan peluang untuk sembuh masih ada.


Dr. dr. Nugroho Prayogo, SpPD-KHOM
(Staf Medis, sub-divisi Hematologi-Onkologi Medik Rumah Sakit kanker Dharmais dan RSCM)

Dr. dr. Nugroho Prayogo mengatakan, urutan perjalanan pemeriksaan kanker terdeteksi pada penderita kanker yang berawal dari diagnosis yang nantinya akan terlihat jenis penyakitnya dan level penyakitnya, setelah itu baru dilakukan terapi.

Kanker payudara merupakan salah satu penyakit yang sangat menakutkan bagi perempuan selain penyakit kanker serviks. Kanker payudara adalah kanker yang paling banyak ditemukan pada perempuan di seluruh dunia. Setiap tahun ada sekitar 1,4 juta kasus kanker payudara baru di dunia. Salah satu jenis kanker payudara adalah kanker payudara dengan status HER2-positif, dimana human epidermal growth factor receptor 2 (HER2) ditemukan dalam jumlah yang sangat banyak pada permukaan sel-sel tumor. Sebenarnya laki-laki juga bisa terkena kanker payudara tetapi kemungkinannya hanya sekitar 1 persen.


Perjalanan kanker

Kanker payudara HER2-positif merupakan penyakit agresif, sekitar 1 dari 5 perempuan yang terdiagnosis kanker payudara di seluruh dunia diketahui menderita jenis HER2-positif yang bersifat agresif. HER2 adalah  suatu protein yang diproduksi oleh gen tertentu dan memiliki potensi untuk menyebabkan kanker jika terekspresi berlebihan di permukaan sel-sel. Sebanyak 22,8% dari semua perempuan Indonesia yang terdiagnosis kanker payudara menderita HER2-positif.  

Dalam kasus kanker payudara jika sel hanya ditemukan di payudara dan dapat dioperasi, kanker tersebut tergolong dalam stadium dini. Sekitar 98% pasien dengan kanker payudara stadium dini akan bertahan hidup selama lima tahun sebesar nyaris 100%  jika diobati dengan baik. Sedangkan istilah kanker payudara stadium lanjut bisa digunakan untuk kanker payudara yang sudah pindah ke organ tubuh lain (metastasis) atau stadium lanjut secara lokal. Stadium lanjut secara lokal artinya sel kanker telah menyebar dari payudara ke daerah kulit atau dinding dada, tapi belum ke organ tubuh lain yang jauh.

Di Indonesia, kanker payudara tercatat sebagai kanker tertinggi dengan tingkat kematian tertinggi di antara penyakit kanker lainnya. Kondisi ini diperburuk dengan rendahnya kesadaran masyarakat dan tabu yang beredar luas mengenai kanker payudara. Menurut catatan medis Rumah Sakit Kanker Dharmais, hampir 85% pasien kanker payudara datang ke rumah sakit dengan kanker stadium lanjut. Di Rumah Sakit Kanker Dharmais, kanker payudara menempati urutan nomor satu. Linda Gumelar (Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia) memperkirakan 70% pasien kanker payudara didiagnosis pada stadium lanjut.


Tahapan kanker payudara

Kanker payudara stadium 0 penyebaran sel kankernya hanya sebatas di saluran susu saja, benjolannya tidak sampai keluar. Pada stadium 1 sudah keluar 1, dan pada stadium 2 keluar satu lagi di dekat ketiak, stadium 3 sudah ada beberapa di payudara dan stadium 4 sudah menjalar kemana-mana.

Selain mempengaruhi kesehatan dan kualitas hidup pasien, kanker juga memiliki dampak sosio-ekonomi yang cukup kuat. Kajian WHO 2017, 50% penanganan kanker payudara di dunia berpengaruh pada perekonomian masyarakat. Di Indonesia lebih dari 70% pasien kanker mengalami kematian atau kesulitan keuangan dalam tahun pertama setelah diagnosis. Beban akibat kanker payudara diperkirakan akan terus bertambah seiring meningkatnya gaya hidup tidak sehat. 


Prof. Dr. dr. H. Abdul Kadir, Ph.D, SpTHT-KL(K), MARS
(Direktur Utama Rumah Sakit Kanker Dharmais)

Kementerian Kesehatan menyadari tren peningkatan kasus kanker baru dengan meningkatnya jumlah kasus yang ditangani serta pembiayaan kanker oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan selama periode tahun 2014-2015. 
Menurut Prof. Dr. dr. H. Abdul Kadir data di Rumah Sakit Kanker Dharmais 78% pasiennya menggunakan BPJS dan sisanya 22%-nya merupakan pasien umum atau perusahaan. Setiap pasien bisa mendapat kamar asal tidak pilih-pilih harus VIP. 
Namun utk pengobatan kanker payudara yang menggunakan pengobatan dengan trastuzumab subkutan baru untuk pasien umum atau perusahaan, untuk pasien BPJS masih dalam proses pengajuan.


Trastuzumab Subkutan

Trastuzumab adalah antibodi monoklonal yang dirancang untuk menargetkan dan menghentikan fungsi HER2, jenis protein yang diproduksi oleh gen tertentu dan memiliki potensi untuk menyebabkan kanker jika terekspresi berlebihan. Cara kerja trastuzumab yang unik mengaktivasi sistem kekebalan tubuh, menghentikan sinyal dari HER2, dan menghancurkan sel-sel tumor. Trastuzumab menunjukkan efikasi yang baik dalam pengobatan kanker payudara HER2-positif baik pada stadium dini maupun lanjut. 
Diberikan sebagai monoterapi ataupun dikombinasikan dengan kemoterapi standar. Trastuzumab telah terbukti dapat meningkatkan kelangsungan hidup.

Roche Indonesia mengumumkan bahwa Trastuzumab Subkutan sekarang tersedia di Indonesia setelah mendapatkan persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada tanggal 23 Mei 2018. Trastuzumab yang sebelumnya hanya tersedia dalam formulasi infus intravena, yaitu obat yang telah digunakan untuk penatalaksanaan kanker payudara HER2-positif. 
Efek samping pengobatan trastuzumab subkutan itu ke jantung tetapi tidak berlangsung lama, tergantung dosis yg diberikan. Jika menggunakan treatment trastuzumab subkutan ini bisa hemat 30% - 35% biaya dan waktunya. Sehingga antrian penderita kanker payudara dalam perawatan pengobatannya bisa berkurang juga.


Dr. Diah Ayu Puspandari Apt., M. Kes, KPMAK UGM
(Direktur Pusat Kebijakan Pembiayaan & Manajemen Asuransi Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM)

Menurut sebuah penelitian,  pemberian trastuzumab dengan formulasi subkutan memberi nilai tambah untuk pasien, tenaga kesehatan dan organisasi pelayanan kesehatan. Trastuzumab Subkutan diberikan melalui injeksi di paha bagian atas pasien selama 2 hingga 5 menit dibanding dengan 30-90 menit dengan infus intravena. Proses pemberian obat secara keseluruhan menjadi lebih cepat sehingga bisa menghemat sumber daya tenaga kesehatan, meningkatkan kapasitas penanganan pasien dan tentu saja bisa menghemat biaya operasional rumah sakit.


Suster Musrini S.ST dari Rumah Sakit Dr. Soetomo – Surabaya.

Tenaga Medis yang paling dekat dengan pasien adalah perawat. Suster Musrini, S. ST sudah berpengalaman menjadi suster dibidang ongkologi selama 20 tahun dengan merawat lebih dari 100 pasien kanker payudara per-harinya di Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya. Saya pribadi melihat suster Musrini ini adem banget sepertinya baik sekali. Buat pasien mendapatkan perawat yang baik dan sabar tentunya sangat menyenangkan. 
Pengalaman pribadi saya pernah mendapatkan perawat yang kurang ramah ketika dirawat di rumah sakit, tentunya bisa memberikan efek psikis yang kurang baik juga untuk pasien. apalagi jika penyakit yang dialami lumayan berat seperti kanker.

Suster Musrini mengatakan, dengan penggunaan Trastuzumab Subkutan pasien bisa menghemat waktu lebih dari satu jam pada setiap kunjungan ke rumah sakit untuk perawatan anti-kanker mereka, dan lebih dari 19 jam di sepanjang siklus perawatan mereka.
Waktu sangatlah berharga dan bisa membebaskan pasien untuk menikmati hidup tanpa merasa terbelenggu oleh infus. 

Selain bermanfaat untuk pasien, rumah sakit juga mendapatkan keuntungan dalam penghematan biaya perawatan hingga 35% per-pasien setiap tahunnya. Dengan pemberian Trastuzumab Subkutan tidak akan ada sisa obat yang terbuang. 
BPJS juga mendapatkan manfaat penghematan dalam mengatasi beban kapasitas penjaminan di area kemoterapi yang terus meningkat.


Ekstravasasi

Menurut suster Musrini Seringkali efek pemberian obat pada pasien mengalami ekstravasasi. Ekstravasasi yaitu terjadinya infiltrasi obat-obatan kemoterapi yang vesikan atau iritasi dari vena ke jaringan sekitarnya dekat lokasi kanul penusukkan infus. 
Efek samping ekstravasasi hanya terjadi ditempat yang disuntik, yang Kebanyakan dilakukan tindakan ditangan. Dan penyuntikan hanya dilakukan pada tangan dibagian payudara yang sehat.

                                                                                      Contoh kasus ekstravasasi

Tips agar tidak terjadi ekstravasasi:
  • Harus dengan 1 kali tusuk bisa
  • Jarum suntik harus kecil
  • Lokasi penyuntikan pilih area pinggir
  • Setelah pulang kerumah, pasien segera memberikan kompres pada lokasi yang ditusuk jarum suntik.


Kenali Gejala Kanker Payudara

Setiap perempuan pasti tidak menginginkan terkena kanker payudara, mendeteksi secara dini dengan SADARI (periksa payudara sendiri) disaat mandi misalnya tentu bisa mendeteksi gejala awal, sehingga kita tidak terlambat untuk mengobatinya. 
Berikut ini adalah ciri-ciri kanker payudara stadium 1 yang perlu Anda ketahui, antara lain:
  • Munculnya benjolan di payudara. Benjolan di dalam payudara merupakan salah satu pertanda awal dari munculnya kanker payudara, tetapi tidak semua benjolan yang muncul merupakan benjolan kanker payudara. Dan benjolan ini tidak selalu terasa sakit, sehingga terkadang sebagian orang mengabaikannya. Dan benjolan biasanya teraba saat kita sedang menstruasi.
  • Warna kulit payudara berubah. Seringkali perubahan warna disalahartikan sebagai infeksi. Sebaiknya perubahan warna kulit membuat kita lebih waspada. Biasanya kulit payudara akan menjadi kemerahan, seperti terjadi iritasi, tekstur kulit terasa seperti kulit jeruk, permukaan kulit area payudara yang terkena kanker tampak berlekuk-lekuk, dan terjadi penebalan kulit. Terkadang pada kanker payudara tipe tertentu yang cukup jarang, perubahan warna tidak terjadi.
  • Puting terasa sakit. Munculnya perubahan pada bagian puting disertai rasa nyeri, dan ditandai dengan keluar cairan tidak normal dari puting atau puting melesak.
  • Muncul benjolan pada ketiak. Jaringan payudara meluas hingga di bawah ketiak. Itulah kenapa kanker dapat menyebar melalui kelenjar getah bening di bawah ketiak.

Stadium nol sangat bagus kalau bisa ditemukan. Nah bila kita merasa ada sesuatu yang tidak lazim pada payudara kita ada baiknya segera melakukan pemeriksaan, bisa melalui mamografi atau ultrasonografi (USG). 

Dokter Nugroho juga menyarankan untuk usia dibawah 35 tahun bisa juga melakukan pemeriksaan dengan MRI (Magnetic Resonance Imaging). Pemeriksaan MRI memiliki kelebihan dalam menghasilkan gambar resolusi 3D yang lebih baik. Selain itu pemeriksaan MRI juga mampu mendeteksi tumor kecil (occult primary breast carcinoma) yang sulit dideteksi mamografi dan USG.




5 comments:

  1. Alhamdullilah adanya kemajuan dunia kedokteran. Pernemuan ini pastinya akan memberikan kabar baik bagi penderita kanker. Harapan hidup lebih panjang. Amiin

    ReplyDelete
  2. Wah, senangnya sudah ada Formula trastuzumab subkutan ini semoga menjadi kabar baik bagi dunia kesehatan kita terutama penyakit kanker payudara..

    ReplyDelete
  3. Kanker payudara memang masih jadi momok pembunuh buat perempuan. Syukurlah sekarang ada teknologi baru seperti ini shingga angka kematian dapat ditekan, aamiin

    ReplyDelete
  4. trastuzumab agak sulit diucapkan di lidah tapi khasiatnya mantap buat atasi kanker payudara :) semoga jumlah penderita kanker payudara berkurang di indonesia

    ReplyDelete
  5. keren mba menyertakan tips mengenali kanker payudara

    ReplyDelete

Mohon jangan berkomentar SPAM, terimakasih.