Sunday 27 August 2017

Mengulik Cemilan & Batik Khas Lebak, Banten


Mengulik Cemilan & Batik Khas Lebak, Banten


Sekitar awal bulan Agustus saya bersama beberapa rekan blogger mengunjungi Bayah dalam rangka Blogger on Vacation yang diselenggarakan oleh Semen Merah Putih, yang merupakan brand semen dari PT. Cemindo Gemilang. pada kesempatan ini saya bersama rekan blogger lainnya diberikan kesempatan untuk menjelajah pariwisata, turut menghadiri upacara adat acara khas Baduy, dan mengunjungi UKM masyarakat setempat binaan Semen Merah Putih. 
Untuk kali ini saya akan membahas mengenai UKM batik khas lebak dan usaha rumahan kripik pisang.

Semen Merah Putih sebagai salah perusahaan besar yang berdiri di Bayah yang masuk wilayah Banten Selatan, mempunyai komitmen membantu industri masyarakat setempat melalui program CSR yang masuk dalam kategori bidang ekonomi.  
Salah satu kegiatan Semen Merah Putih untuk membantu perekonomian masyarakat setempat yaitu aktif membina para UKM untuk pengrajin makanan ringan tradisional khas Bayah yaitu Keripik Pisang, dan usaha kreatif pengrajin batik khas Lebak, baik dari segi pembinaan keterampilan maupun pemasarannya.

foto:dokpri


Keripik Pisang

Pertama kali saya mencoba cemilan keripik pisang olahan ibu Amanah ini ketika saya mengikuti gathering dan berbuka puasa bersama dari Semen Merah Putih. Dari penampilan packagingnya saja sudah menarik perhatian saya, terlihat warnanya menarik, bersih dan crunchy. Pas dicoba memang enak banget padahal tanpa tambahan rasa, asli kriuk jadi pengen nambah lagi dan lagi, pokoknya sebelum habis gak berenti deh makanin terus hehe...rasanya juara kayanya sebanding dengan brand produknya “Jago Rasa.

Saya senang sekali ketika team CSR Semen Merah Putih mengajak saya dan rekan blogger lainnya untuk mengunjungi lokasi pemilik UKM Keripik pisang. Dirumah sederhananya ibu Amanah banyak bercerita tentang perjalanannya dalam menjalani usahanya. 
Dengan raut wajah ceria ibu Amanah mengenang masa kejayaannya dulu dalam  menjalani usaha keripik pisangnya yang sempat bisa memproduksi banyak dan sampai dijual hingga keluar kota dengan menggunakan truk, salah satunya ke kota Cirebon, tapi semenjak suaminya tiada kini usahanya tidak seproduktif dulu.


Ibu Amanah, pelaku UKM keripik pisang binaan Semen Merah Putih (foto:dokpri)

Ternyata produksi keripiknya tidak hanya keripik pisang tapi ada varian lain yaitu keripik singkong dan sale pisang. Untuk produksi keripik pisangnya menggunakan bahan dasar pisang kepok dan pisang nangka. Sedangkan untuk sale pisangnya menggunakan bahan dasar pisang ambon. Usaha membuat olahan Keripik pisang ini sudah berdiri sejak tahun 1980. 

Awalnya ibu Amanah dan suaminya memproduksi keripik pisangnya di Jakarta tepatnya di daerah Cijantung, tapi karena kesulitan membuang sampah produksi akhirnya ibu Amanah pindah tempat tinggal dan menetap di Bayah hingga sekarang.

Ibu Amanah dalam menjalani produksi keripik pisangnya dibantu oleh 5 karyawannya, dan salah satu anak lelakinya turut membantu meneruskan usaha ini. 
Keripik pisang olahan ibu Amanah ini asli tanpa bahan tambahan, tadinya saya sempat berpikir menggunakan pewarna karena warna keripik pisangnya kuning cantik gitu, ternyata ibu Amanah hanya menggunakan pisang yang sudah matang dan dengan kualitas pisang yang baik. Karena saya sering juga melihat keripik pisang yang warnanya kurang menarik baik dari segi rasa maupun packagingnya.

Untuk produksi perbulannya gak menentu karena sesuai pesanan saja, sistem penjualannya juga banyak dijual sendiri ke kampung-kampung, dan dijual di rumah juga. Menurut ibu Amanah terkadang kalau jual sistem titip gitu beliau suka rugi karena bila keripik pisangnya tidak habis terjual atau BS akan dikembalikan. Keripik pisangnya awet bisa sampai 1 – 2 bulan tentunya dengan cara penyimpanan yang baik, karena pembuatannya menggunakan bahan alami.

Pesan ibu Amanah, kalau ingin pesan keripik pisang dengan jumlah banyak sebaiknya jangan mendadak, kalau bisa seminggu sebelumnya jadi keripiknya fresh dan rasanya terjamin pasti enak.


Batik Khas Lebak

Selama ini saya mengenal batik biasanya dari daerah Jawa terutama batik Yogya, Solo dan Pekalongan. Almarhum bapak saya asli Pekalongan jadi wajar saja bila saya lebih mengenal batik dari daerah pesisir yang dominan berwarna cerah. Makanya saya senang sekali ketika bisa mendapatkan informasi batik dari daerah lain, khususnya khas Lebak ini. 
Ketika mengunjungi pusat kerajinan batik Khas Lebak,ibu Uum sang pemiliknya banyak bercerita tentang berbagai macam motif batik khas Lebak ini.

Ibu Umsaroh atau lebih akrab disapa ibu Uum, pemilik usaha Batik Canting Pradana (foto:dokpri)

Batik Canting Pradana dalam sehari bisa memproduksi hingga 100 pcs, dengan dibantu oleh 4 karyawannya, ujar ibu Uum. Walaupun belum  2 tahun berdiri namun batik Canting Pradana ini sudah banyak memiliki motif, yaitu sekitar 20 motif dan 12 motifnya sudah dipatenkan. 





12 motif tersebut yaitu Yaitu motif Pare Sapocong, Leuit Sajimat, Lebak Bertauhid, Sadulur, Sawarna, Kahirupan Baduy, Rangkas Bitung, Gula Sakojor, Saruluk Saruntui, Saren Tauh, Kalimaya dan Angklung Buhun. 
Menurut ibu Uum, masing-masing motif ini ada filosofinya tersendiri. Adapun maksud dan tujuannya untuk mengangkat kearifan lokal.




Harga batik produksi Canting Pradana dipatok 150 ribu / lembar dengan ukuran 2,20 meter. Jika memesan dengan jumlah yang banyak tentunya harganya bisa lebih murah. Semen Merah Putih adalah langganan tetap ibu Uum, semen Merah Putih terkadang memesan dengan motif khusus. Alhamdulillah saya sendiri sudah mempunyai beberapa motif batik Canting Pradana.



Batik produksi bu Uum ini ternyata telah menembus pasar mancanegara loch. Sekarang ini sedang ada pameran di Moskow, setelah beberapa bulan lalu batiknya dibawa ke Vietnam. Ketika mengikuti pameran ke luar negeri, Batik Chanting Pradana biasanya difasilitasi oleh team promosi dari Dinas Pariwisata Banten. 

ini beberapa batik Canting Pradana koleksi saya

Dan ibu Uum sudah punya desainer sendiri loh, dengan memanfaatkan orang-orang lokal yang berpotensi pada fashion show batik ke Moskow.




Selain menjual batik Canting Pradana, ibu Uum juga menjual tenun khas Baduy. Menurut info dari Bapak Nugraha (Team CSR Semen Merah Putih), semakin gelap warna tenun ikat Baduy maka nilai filosofinya semakin kental. Warna khas dari kain tenun Baduy adalah hitam. Bila ada warna cerah biasanya sudah terkulturasi. Tenun khas Baduy biasanya harganya lebih murah dibanding tenun khas dari daerah lain.

Kedua pelaku UKM masyarakat Bayah ini mempunyai harapan besar kepada Semen Merah Putih, agar tetap bisa membantu usaha mereka menjadi pelaku UKM yang lebih maju lagi. 

Semoga saja Semen Merah Putih bisa lebih banyak lagi membantu pelaku UKM lainnya diwilayah Bayah, agar bisa membantu kesejahteraan perekonomian masyarakat setempat serta turut mempopulerkan potensi bisnis makanan khas masyarakat sekitar dan juga usaha kreatif pengrajin khas Lebak lainnya.

20 comments:

  1. Smg pelaku UKM di Indonesia mampu mendongkrak perekonimian di Indonesia dan membuka lapangan pekerjaan baru. Sehingga tak ada lagi pengangguran.... Amin

    ReplyDelete
  2. baru tahu ada batik lebak, keren

    ReplyDelete
  3. Seneng deh, indonesia kayaaaa bgd sm kreasi, slh satunya kreasi batik dr lebak, motifnya khas bgd ya mak, :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mba khas krna ada filosofi nya tersendiri pada tiap motifnya

      Delete
  4. Lebak ternyata pnya motif batik yg kece ya mak. keripik pisangnya aku pernah coba, memang enak kriuk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya aq jg baru tau Mak pdhl lokasinya gak jauh dr Jakarta ya

      Delete
  5. Batik nya cakep ya, pasti cantik seumpama di buat rok atau kulot.Keripik pisangnya juga sepertinya enak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah iya nih mba, cari tkg kaitnya yg masih PR hehe

      Delete
  6. eh dulu pernah liat temen pake yg motif Gula Sakojor
    perasaan kok gak pernah liat motif ini, ternyata dari Lebak
    bisa jadi alternatif ini buat seragam baru

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya memang utk Pemda wilayah Banten sdh byk yg pakai utk seragam mas ☺

      Delete
  7. Kainnya bagus-bagus ya Mbak jadi pingin beli, yang dibawah seperti pasmina ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya yg pasmina itu ikat tenun khas Baduy say

      Delete
  8. Wahh mantap nih semen merah putih, memiliki kontribusi terhadap IKM.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Cakep ya mas Anjas kontribusinya bermanfaat utk org2 disekitar nya

      Delete
  9. Sekarang memang harus gencar2 mendukung produk lokak kita ya mak

    ReplyDelete
  10. Sumpah aku pengen banget keripik pisangnya :D. Kliatan manis nya dan garing :)... Kalo ga jauh banget tempatnya, pengen tak datangin mba :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. jauh dekatnta tergantung tmpt tglmu dimna mba hehe..

      Delete

Mohon jangan berkomentar SPAM, terimakasih.