Tuesday 31 July 2018

Sektor Industri Makanan Menjadi Salah Satu Prioritas di Era Industri 4.0


Sektor Industri Makanan Menjadi Salah Satu Prioritas di Era Industri 4.0



Industri makanan merupakan salah satu sektor yang paling banyak dibutuhkan masyarakat luas. Ada istilahnya bila kita menjual makanan sudah pasti laku karena semua orang butuh makan, tinggal bagaimana kita mengelolanya hingga makanan yang kita jual mempunyai daya tarik tersendiri di mata konsumen.

Di era digital seperti sekarang ini dengan kekuatan media sosial segala sesuatu yang baru, yang beda dan mempunyai nilai keunikan tersendiri mudah sekali menjadi booming, lewat digital segala informasi mudah tersebar. Disini perlunya tangan-tangan terampil memainkan imaginasinya melalui sebuah karya yang memberikan nilai baru pada suatu produk.

Apa sih industry 4.0?

Dengan  semakin meningkatnya pengguna internet, maka dunia digital semakin intens dengan kehidupan kita sehari-hari, semakin banyaknya bermunculan layanan lewat berbagai aplikasi atau jasa online yang semakin sering kita gunakan. 
Saat ini kita telah memasuki era digital ekonomi, dimana bisnis dan pekerjaan banyak dijalankan dengan cara berbasis teknologi informasi dan komunikasi. So ke depannya nanti, investasi bisnis akan cenderung mengarah kepada aktivitas usaha dengan platform yang kita kenal dengan istilah Industry 4.0



Untuk itu, Kementerian Perindustrian telah menyusun peta jalan (roadmap) implementasi Industry 4.0 di Indonesia dan beberapa waktu yang lalu, tepatnya pada tanggal 4 April 2018 Presiden RI Joko Widodo telah meluncurkan Roadmap Implementasi Industry 4.0 di Indonesia yang selanjutnya kita sebut dengan inisiatif “Making Indonesia 4.0”.

Roadmap tersebut berisi aspirasi besar Indonesia Tahun 2030, sektor industri prioritas, dan strategi persiapan dan penerapan Industry 4.0 per sektor industri dan lintas sektor. Di Indonesia, fenomena Industry 4.0 sebenarnya memberikan peluang untuk merevitalisasi sektor manufaktur dan mempercepat upaya dalam mencapai aspirasi besar yaitu menjadi kekuatan ekonomi besar dunia pada tahun 2030.

Di dalam sektor Industri Kecil dan Menengah sendiri, Industri Makanan dan Minuman menempati posisi yang cukup penting. IKM Makanan dan Minuman berkontribusi sekitar 40 (empat puluh) persen terhadap PDB Sektor IKM, dan menyerap sekitar 42,5 (empat puluh dua koma lima) persen penyerapan tenaga kerja sektor IKM. Sedangkan peran Industri Makanan dan Minuman secara keseluruhan menyumbang 34,33% PDB sektor Industri Non Migas di tahun 2017. Sedangkan nilai ekspor produk makanan dan minuman sendiri (termasuk minyak kelapa sawit) pada tahun 2017 tercatat senilai USD 31,7 miliar atau setara Rp 441,7 Triliun.

Pertumbuhan subsektor Industri Makanan dan Minuman pada tahun 2017 tercatat sebesar 9,23%, lebih tinggi dari tahun 2016 yang sebesar 8,46%. Kontribusi signifikan Industri Makanan dan Minuman terhadap perekonomian ini yang kemudian menjadikannya salah satu industri  yang diprioritaskan dalam penerapan Industri 4.0 di Indonesia.

Dalam rangka lebih memperkenalkan tentang Making Indonesia 4.0 kepada masyarakat luas pada Kamis (26/07/2018) Kementerian Perindustrian mengadakan Forum Komunikasi Bakohumas yang mengangkat tema tentang peluang dan tantangan industri makanan dan minuman di era industri 4.0. dengan mengundang para media dan blogger, yang diharapkan dapat menyebarluaskan informasi yang diterima kepada masyarakat luas.



Pada Forum Bakohumas menghadirkan beberapa narasumber antara lain Gati Wibawaningsih (Dirjen IKM Kemenperin), R. Niken Widiastuti (Dirjen IKP Kominfo), Iryana Margahayu (Karo Hukum, Organisasi dan Humas BSN) dan Setia Utama (Karo Humas Kemenperin) yang berlokasi di gedung Kementerian Perindustrian – Jakarta.

Dengan adanya industri 4.0 peluang bisnis dan pemasaran sangat baik untuk membantu pemasaran yang semakin mudah.  Kementrian Perindustrian memberikan konsep E-Smart IKM (Industri Kecil Menengah) dimana penjual diajarkan jualan secara online. Dimana sekitar 143.26 juta jiwa penduduk Indonesia telah menjadi pengguna internet.

Seperti pelaku industri kecil hingga menengah bisa menjual produk secara langsung melalui media online tanpa harus punya toko atau jual di pasar. Industri makanan dalam negeri adalah industri kesayangan Indonesia karena bisa menjual produk ke negara lain dalam jumlah banyak, kualitasnya tidak kalah dengan negara lain dan tentu saja bisa membuka lapangan pekerjaan baru.

"Teknologi harus diubah untuk meningkatkan kemampuan ekspor. Ekonomi terbangun kembali maka ekonomi akan nyaman dan aman" ujar Gati Wibawaningsih, Dirjen IKM. Di negara kita, ada sekitar 1.041.266 orang bekerja untuk industri makanan. Ada 8.507 unit usaha yang mengolah produk makanan menjadi jajanan enak yang bisa kita nikmati sekarang ini. Untuk ke depannya, Kementerian perindustrian memiliki visi di mana semua pelaku industri dan kementerian dapat terkoneksi satu sama lain secara live.

Bahkan Bapak Presiden berpesan kita harus proaktif jangan hanya menunggu tetapi sampaikan apa yang sudah dan akan dijalani tentang making Indonesia 4.0 kepada masyarakat luas. Bapak Presiden  juga berharap bahwa setiap program pemerintah dapat tersampaikan kepada masyarakat luas lewat media masa terkini, tidak hanya mengandalkan media seperti radio, televisi tetapi juga  melalui narasi konten yang kuat seperti story telling, meme, infografis, dan videtron. 



Pada tahun 2010  terdapat 13,82 juta tenaga kerja di sektor industri dan ini terus meningkat di tahun 2017 menjadi 17,5 juta tenaga kerja. Di Indonesia. Ada 5 fokus sektor industri terbesar, antara lain:
  1. Makanan dan minuman
  2. Tekstil
  3. Otomotif
  4. Elektronik
  5. Kimia



Tour Visit Ke Pabrik Mayora

Sesi berikutnya setelah berfoto bersama para peserta Forum Komunikasi Bakohumas melakukan kunjungan industri ke pabrik PT. Mayora Indah Tbk yang berloaksi di Jatake, Banten. Begitu masuk ke area produksi saya sangat kagum karena semua produksinya hampir semuanya menggunakan mesin jadi lebih higienis, pekerjanya sebagian lebih banyak di area packing.



Sebagai salah satu perusahaan yang sudah lama berkecimpung di industri makanan, PT. Mayora telah menerapkan 5 sistem imlementasi sebegai berikut:
  • Penerapan standar kehalalan produk oleh MUI Indonesia.
  • Standar pengecekan makanan oleh BPOM.
  • Sertifikat sistem ISO 22000: 2005 (food safety managemant system).
  • Kelayakan produk ber-standar nasional Indoneisa (SNI)
  • Standar kehalalan dari lembaga MUI Malaysia.




PT. Mayora juga telah menerapkan QMS (Quality Mayora System):
  • Pencatatan dan penyampaian data yang valid dan real time
  • Keputusan yang akurat dan cepat
  • Solusi cepat terhadap penyimpangan
  • Konsistensi kualitas produk
  • Minimal human error
  • Paperless.


Yang membuat saya kagum hampir semua produk Mayora telah banyak dikenal masyarakat di pasaran, bahkan ada beberapa produknya sudah saya kenal sejak saya masih sekolah dasar,seperti Choki-Choki, kopi Torabika, permen kopi dan lain sebagainya.

Produk dari Mayora seperti Torabika, Kopiko sudah banyak diekspor hingga ke-80 negara di dunia. Seperti Rusia, Polandia, Thailand, China, Philipina dan lainnya.  


Semoga ke depannya makin banyak lagi sektor industri 4.0 lainnya yang semakin maju hingga bisa merajai pasar internasional.




4 comments:

  1. Aku juga merasakan semua produk Mayora. Produksi makanan memang menjadi andalan sebagai investasi Indonesia

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semua familiar ya ka dgn produk Mayora 😊

      Delete
  2. Orang Indonesia emang hobby bngt jajan wkwkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. betulll banget manda..termasuk aku dan kamu hihi

      Delete

Mohon jangan berkomentar SPAM, terimakasih.