Wednesday 2 November 2016

Memajukan Pertanian Berkelanjutan untuk Mewujudkan Variasi Pangan


Memajukan Pertanian Berkelanjutan untuk Mewujudkan Variasi Pangan

Pangan merupakan kebutuhan utama bagi manusia dibelahan bumi manapun. Kebutuhan akan pangan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi agar kelangsungan hidup seseorang dapat terus berjalan. Negara kita memiliki keanekaragaman hayati terbesar nomor dua di dunia setelah Brazil. Ada 800 species tumbuhan pangan, 1000 species tumbuhan medisinal dan ribuan species microalgae. Negara kita juga merupakan salah satu negara berkembang yang sejak dulu terkenal mata pencaharian sebagian masyarakatnya sebagai petani, namun semakin berkembangnya zaman lahan pertanian semakin tergusur oleh laju kemajuan zaman yang menyebabkan sebagian lahan pertanian diubah fungsinya menjadi gedung perkantoran, perumahan dan pusat perbelanjaan.


Minggu (30/10/2016) bertempat di Hotel Ibis Tamarin diadakan diskusi publik kerjasama antara FAA PPMI dan OXFAM dengan tema Memajukan Pertanian Berkelanjutan untuk Wujudkan Hak Atas Pangan yang dihadiri oleh para narasumber yang berkompeten di bidangnya masing-masing antara lain Bapak Tjuk Eko Hari Basuki (Kepala Pusat Ketersediaan Kerawanan Pangan Kementrian Pertanian), Bapak Noor Avianto (Direktorat Pangan & Pertanian Bappenas), Ibu Dini Widiastuti (DIrektur Program Keadilan Ekonomi OXFAM), Bapak Khudori (Pengamat Pangan & Pertanian FAA PPMI), dan artis mantan penyanyi cilik di era 90-an Dea Ananda.

Acara berlangsung cukup padat dengan kehadiran banyak narasumber dipandu oleh moderator Sabiq Carebesth Pengamat Masalah Pangan. Sebagai narasumber pertama bapak Tjuk menjelaskan tentang konsep pertanian berkelanjutan dengan kearifan lokal. Beliau juga mengatakan negara kita mempunyai jumlah penduduk yang semakin banyak sehingga semakin tidak mampu lagi menampung kebutuhan pangan. Sebagai Negara tropis kita mendapatkan sinar matahari yang berlimpah sehingga bisa menjadi sumber energi  yang bisa memproduksi makanan hingga untuk satu trilyun orang.

Indonesia mempunyai perbedaan dengan negara lain karena kita mempunyai sumber keragaman hayati yang luas dan tanaman yang beragam. Pertanian itu banyak macamnya antara lain ada tanaman, hewan dan mikro organisme. Pertanian sebaiknya jangan dipersempit hanya sebatas produksi pangan saja tapi merupakan kehidupan itu sendiri. Pertanian di tanah Jawa mengenal istilah Pranoto Mongso sebagai metode pertanian berkelanjutan, Pranoto artinya tata cara dan mongso artinya musim. Pranoto mongso adalah perhitungan musim dengan memperhatikan fenologi atau perilaku hewan dan tumbuhan.


Bapak Noor Avianto, Perencana Direktorat Pangan & Pertanian  Kementrian PPN/Bappenas (dokpri)

Bapak Noor Avianto dari Perencana Direktorat Pangan dan Pertanian Kementrian PPN/Bappenas memberikan pandangan tentang kebijakan produksi lima tahun ke depan terkait pangan dan pertanian berkelanjutan. Menurut pak Noor ada sisi positif pada saat ini yaitu trend konsumsi pangan telah berubah, pada saat ini konsumsi beras dan umbi-umbian pada masyarakat menurun sedangkan konsumsi sayuran dan buah-buahan meningkat. Pola pikir untuk hidup sehat pada masyarakat saat ini sudah lebih baik dengan lebih banyak mengkonsumsi sayuran dan buah dan mengurangi konsumsi makanan pokok yang mengandung karbohidrat. Perubahan lainnya bila dahulu mempunyai anak gemuk adalah suatu kebanggaan bagi orang tua karena menandakan bahwa anaknya sehat dan tercukupi gizinya, dan kini pola pikir itu berubah, kini para orang tua cenderung berpikir bagaimana anaknya yang mempunyai kelebihan berat badan agar bisa menjadi lebih kurus, contohnya pada kasus anak berusia 10 tahun yg bernama Arya asal Kerawang yang memiliki bobot tubuh diluar batas normal yaitu mencapai 190kg. ini akibat pola makan yang salah. Pola hidup sehat sering digaungkan dengan kata, tinggi itu ke atas bukan ke samping.

Kebijakan nasional terkait pangan berkenaan dgn lahan pertanian. Pada saat ini luas lahan pertanian semakin sempit akibat pembangunan, dimana semakin banyak lahan berubah fungsi menjadi bangunan seperti perkantoran, perumahan dan pusat fasilitas umum seperti pusat perbelanjaan. Dengan minimnya lahan berpengaruh pada produktivitas pertanian sehingga membuat harga pangan melonjak sehingga banyak masyarakat kecil kesulitan dalam memenuhi standar gizi yang baik akibat harga pangan yang meningkat.

Kebijakan produksi dalam lima tahun ke depan pemerintah akan meningkatkan tanaman pangan padi mencapai surplus beras. Memfokuskan jagung untuk memenuhi keragaman pangan lokal, mengamankan kecukupan kebutuhan kedelai untuk konsumsi produsen tahu dan tempe. Selain itu pemerintah juga akan memfokuskan pemenuhan konsumsi rumah tangga terkait gula, daging sapi dan garam. Perkiraan pangan ke depan akan meningkat, masyarakat kelas menengah juga meningkat karena banyak penduduk desa yang merantau ke kota untuk meningkatkan penghasilan mereka.


Ibu Dini Widiastuti, Direktur Program Keadilan Ekonomi OXFAM (dokpri)

Direktur Program Keadilan Ekonomi Oxfam Indonesia Dini Widiastuti mengingatkan tentang peranan petani, nelayan dan produsen makanan perempuan dalam praktik pertanian berkelanjutan. “Perempuan mesti terus dilibatkan dalam mekanisme produksi pangan, berperan aktif melaksanakan pertanian bekelanjutan,” tuturnya. Oxfam Indonesia merupakan salah satu LSM Internasional yang berkomitmen untuk mencapai Sustainable Development Goal’s salah satu tujuan adalah mengakhiri kelaparan melalui pencapaian ketahanan pangan, peningkatan nutrisi dan mempromosikan pertanian yang berkelanjutan. Menurut ibu Dini, ada keahlian berbeda pada perempuan karena perempuan dalam bekerja biasanya lebih telaten.


Bapak Khudori, Pengamat Pangan & Pertanian FAA PPMI (dokpri)

Bapak Khudori pengamat pangan dan pertanian yang merupakan anggota FAA PPMI banyak membahas tentang pertanian yang berbasis ekoregion dan pangan global, beliau juga mengatakan sumbangan terbesar produksi adalah dari luas panen. Pendekatan ekoregion bertumpu pada 3 pilar ketangguhan yaitu ekonomi, ekologis dan sosial. Saat ini petani kian tergantung pada paket teknologi, benih, pupuk, pestisida, dari luar negeri. Selain itu, terdapat kerentanan sistem pertanian negara berkembang.


(dokpri)

Sumber daya pertanian kini semakin terbatas, karena banyak anak muda yang kurang tertarik mengeluti bidang pekerjaan di sektor pertanian, sehingga regenerasi para petani berkurang dan tentu saja ini berimbas pada produktifitas hasil pangan. Mari kita peduli dan berdayakan petani. Selain itu perubahan iklim global dan pergeseran musim kian sulit diprediksi dan ini mempersulit perencanaan pola tanam.


Mbak Dea Ananda (dokpri)


Kehadiran Dea Ananda cukup menghibur dengan menyanyikan salah satu lagu anak-anak yang bertemakan tentang pangan. Dea banyak sharing tentang pengalaman masa kecilnya hingga sekarang yang lebih banyak mengkonsumsi makanan sehat yang tentunya makanan lokal dan tradisional. Sejak Dea kecil orang tuanya sangat menjaga asupan makanan siap saji pada Dea, dan pola hidup sehat itu terbawa hingga kini. 

Para Narasumber (dokpri)

Jika negara Jepang dan Korea bisa mempopulerkan makanan tradisionalnya hingga ke manca negara seharusnya kita pun bisa karena negara kita lebih banyak ragam variasi makanan tradisonalnya. Salah satu makanan tradisional masyarakat Indonesia yang sudah mendunia adalah tempe, dengan kandungan gizinya yang tinggi, tempe harga jualnya cukup tinggi di Inggris dan banyak dikonsumsi oleh para vegetarian. Semoga ke depan  makin banyak lagi jenis makanan tradisional kita yang dilirik oleh dunia luar. 

25 comments:

  1. Iya, harusnya Indonesia bisa tuh mendunia makanannya. Sayang lom dimaksimalin ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya blm maksimal mba maya semoga kedepannya bs lbh maksimal ya mba :)

      Delete
  2. wah,mbak Dhea Ananda juga ada disitu ya

    ReplyDelete
  3. Aku malah suka makanan tradisional nih mba. Sehat sehat dan bergizi mba ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. tosh atuh mba alida, kpn kita makan bareng yukk :))

      Delete
  4. Iya ya mbak, kenapa kita nggak coba untuk memperkenalkan makanan tradisional negara sendiri ke luar negeri ? eh tapi kayaknya tempe sudah pernah dikenal orang luar bukan? yang pas rame-rame saling ngaku makanan tradisionalnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mba riska tempe slh satu pangan lokal kita yg byk diminati di manaa negara :)

      Delete
  5. Pangan sumber karbohidrat jangan beras saja yang jadi patokan, ada ubi, singkong, sukun. Perlu dilestarikan hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Bener bgt teh ani, bahkan jagung dan sagu jg kan teh :)

      Delete
  6. Aku suka sekali tahu tempe. Sejak kecil jika ada makanan ayam atau daging aku lebih memilih tempe. Sayangnya Indonesia masih import bahan bakunya...padahal kalau di tanam Indonesia lebih subur lho.

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah itu PR jg mba lita buat pemerintah, knp ga tanam kedelai buat bhn baku tempe tahu yah :)

      Delete
  7. Kekayaan SDA Indonesia ini melimpah. Butuh lebih di-eksplorasi supaya pertanian bisa maju.

    ReplyDelete
    Replies
    1. setuju banget mba helena, trims ya say :)

      Delete
  8. Ketahanan pangan harus didukung program penguatan pertanian.
    Indonesia pasti bisa amin

    ReplyDelete
    Replies
    1. aamiiinn, pasti bisa mas agung kita hrs yakin ya

      Delete
  9. acaranya keren banget nih dan harus di galakkan. terkadang suka miris jaman sekarang banyak anak muda yang meninggalkan desa dan udah malu buat bertani. klo semuanya gitu gimana keadaan kita 20 tahun mendatang?? semangat mbaa..

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasih mas adipura, memang hrs digalakkan agar anak muda mulai mau melirik pekerjaan dibidang pertanian ya agar ada regenerasi buat petani2 yg udah lanjut usia :)

      Delete
  10. wah harusnya indonesia lebih bsa bersaing. dikarenakan variasi dari makanan tradisional indonesia hampir ada di setiap daerah dengan kelezatan yang khas luar basa enaknya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. smoga bisa segera terwujud ya mas harapan kita bersama :)

      Delete
  11. Semoga produksi pangan Indonesia semakin maju dan berkembang, sehingga rakyat bisa sejahtera...

    ReplyDelete
  12. Semoga makin maju ya Indonesia dalam hal pangan, sebenarnya negara kita kaya ya mbak. Ya mulai dari hal kecil, mulai dari kita karena majunya negara ga selalu di tentukan pemerintah, tetapi juga budaya baik dari rakyatnya.

    ReplyDelete
  13. Support For Petani Indonesia Kalian Memang Luar Biasa

    ReplyDelete

Mohon jangan berkomentar SPAM, terimakasih.